Salam…
Musikalitas Manusia
Semoga pembaca
berada pada keadaan yang sangat menggembirakan, pada kali ini saya akan menulis
sedikit tentang musik yang saya kutip dari penulis Djohan dalam bukunya yang
berjudul Psikologi Musik cetakan #3.
Musikalitas Manusia
Musik
merupakan sifat universal yang dimiliki manusia. Sejak ribuan tahun lamanya
musik telah ikut berperan secara signifikan di dalam kehidupan manusia di
seluruh muka bumi. Tetapi bagaimanapun jga kita mengetahui keuniversalan
musikalitas manusia? Bagaimana kita bisa menjadi manusia yang musikal? Apakah musikalitas
itu uiversal juga, kalau “ya”, breupa warisan atau hasil belajar? Kita akan
coba menelaah beberapa pertanyaan mendasar diatas. Selaku sebuah dialog, musikalitas dapat didefinisikan sebagai
kepekaan untuk meresposns atau sensitivitas terhadap stimuli musikal. Di
dalamnya termasuk apresiasi dan pemahaman musik tetapi tanpa harus memiliki
keterampilan memainkan alat musik (George dan Hodges, 1980). Oleh karenanya,
semua orang memiliki beberapa tingkatan musikalitas karena masing-masing orang
memiliki cara berbeda dalam merrespons musik yang sesuai dengan budayanya.
Apa
yang membuat seseorang menjadi unik serta bagaimana perilaku seseorang yang
musikal bisa sejalan dengan keunikan tersebut? Apakah musik terpisah dari sifat
kemanusiaan atau ada bukti yang mendukung bahwa musik adalah bagian yang
melekat pada sifat manusia? Bila ada pertanyaan mengapa manusia itu unik dan
berbeda dengan makhluk lain, maka dengan cepat jawabannya adalah: perbedaan
selalu kontras dan tidak ada yang sama. Mungkin saja ada makhluk lain yang
memiliki beberapa karakter khusus yang sama dengan manusia tapi tidak dalam konteks
atau hal yang sama. Misalnya, bila disepakati bahwa salah satu karakteristik
yang berbeda dari manusia merupakan bahasa, maka memang memungkinkan terdapat kemiripan
sistem komunikasi antara lumba-lumba atau bahasa isyarat yang digunakan oleh
simpanse sebagai salah satu hal dasar dari tingkah laku yang sama. Atau bila
dikatakan organisasi sosial adalah sifat manusia, maka akan pararel dengan apa
yang ditemukan pada perilaku semut atau kumbang. Manusia memiliki upacara yang
terkait dengan kematian seseorang demikian halnya seperti gajah yang perilakunya
memiliki semacam ritual pemakaman. Pada tingkatan yang berbeda, musik memiliki
pandangan dengan nyanyian ikan paus. Bagaimanapun juga tingkat keterkaitan
manusia dalam perilaku, bahasa, organisasi sosial, ritual, dan musik yang
membedakannya dengan makhluk hidup lain.
Bila
humanitas manusia merupakan hasil
dari derajat keterlibatannya dengan perilaku tertentu, maka tentu akan lebih
tinggi dari hewan walau mempunyai beberapa pola dasar perilaku yang mirip.
Mestinya perbedaan antara pola manusia dan hewan secara luas itulah yang
membuat manusia menjadi: unik. Kembali ke persoalan bahasa, memang benar bahwa
simpanse dalam sebuah laboratorium bisa dilatih berinteraksi dengan bahasa
isyarat. Tetapi jangan lupa bahwa mereka belajar bahasa isyarat manusia dengan
bantuan dari pelaith yang juga manusia. Sementara dalam lingkungannya sendiri bisa
disimpulkan simpanse juga saling berkomunikasi. Setelah jutaan tahun, mereka
tidak mengembangkan keterampilan linguistik atau menyamai
keterampilan berinteraksi seperti yang dilakukan oleh manusia.
Oleh karena itu bila manusia
terutama bila berbeda dalam taraf perilaku saja, lantas bagaimana menerangkannya?
Apa saja sifat asli manusia yang sebenarnya? Jawaban beberapa pertanyaan yang mendasar
da atas telah berabad-abad ditelaah oleh para filsuf, ilmuwan, maupun seniman.
Walau tetap harus diakui tidaklah gampang untuk menemukan jawaban yang tepat
dan memuaskan. Akan tetapi, dari penemuan dan pencarian sekian lama akhirnya
dapat diikhtisarkan sepuluh topik yang menjelaskan keterkaitan musik dengan
keunikan dan sifat yang berada pada diri manusia.
Yaitu,
(1) secara biologis terlihat jelas memperlihatkan
adanya perbedaan anatomi dan kebebasan dari perilaku instingtif. Potensi
biologis, terutama sekali dari otak manusia yang membedakan manusia dengan
hewan. lalu, (2) tingkat adaptabilitas
yang tinggi yang membuat diri manusia menjadi makhluk yang unik. Mungkin saja
manusia tidak memiliki kemampuan fisik yang khusus tetapi pasti memiliki kekhususan
mental. Konsep perbedaan tersebut berguna untuk memahami bagaimana manusia mencerminkan
kebutuhan dengan perilaku yang tidak terbatas. Manusia tidak hanya hidup dengan
cara tertentu tetapi bebas beradaptasi dengan lingkungan dan berbagai gaya
hidup.
Lalu,
(3) manusia merupakan satu-satunya makhluk yang menjalani evolusi kultural. Kultur adalah media yang membuat manusia secara
berkesinambungan melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Sekaligus sebagai metode
untuk mendistribusikan kemampuannya kepada generasi baru secara berkesinambungan.
lalu, (4) perilaku simbolik yang berupa
hal bahasa verbal sebagai perkakas untuk berkomunikasi yang sangat khusus.
Bahasa memungkinkan manusia bisa berkomunikasi dan mengekspresikan pikiran
secara tepat atau dengan cara perumpamaan. Selain itu, manusia juga mempunyai perilaku
simbolik non-verbal. Kemampuan bukan saja hanya berguna sebagai pelengkap
kata-kata tetapi juga untuk mengekspresikan pikiran disaat kata-kata sudah
tidak memungkinkan.
Lalu,
(5) cinta yang membuat manusia mempunyai
hasrat kuat untuk memberi dan menerima. Proses percintaan merupakan sifat yang
penting bagi perkembangan dan pemeliharaan kepribadian yang sehat. Oleh karena
hal tersebut merupakan perilaku yang penting oleh sebaba itu cara membagi dan
mengekspresikan cinta dikonsep dalam beberapa cara. Lalu, (6) aktivitas bermain yang bukan hanya
menyenangkan tetapi adalah bagian yang penting dalam konteks hidup manusia.
Permainan di dalam sebuah perayaan formal mennempati posisi yang penting di dalam
semua budaya. Permainan kreasi berasal dari rekayasa lingkungan sensori yang di
dalamnya terdapat elemen-elemen yang penuh kejutan dan petualangan.
Lalu, (7) reliji yang dibutuhkan oleh manusia untuk beribadah dan telah
berakar sebagai perilaku yang universal. Baik sebagai individu maupun kelompok,
semua manusia akan merefleksikan berbagai hal yang bersifat spiritual. Demikian
pula dengan , (8) teknologi yang
sering disebut perkakas. Keberhasilan teknologi pada kenyataannya membuat
manusia mampu menemukan kemajuan di hampir semua bidang yang digelutinya.
Teknologi saat ini sudah tidak bisa dipisahkan dari perilaku dan segala
kebutuhan manusia untuk hidup di manapun. Teknologi membuka horizon pemikiran
dan perilaku baru sebagai akibat dari sifat petualang yang dimiliki oleh manusia.
Lalu,
(9) pengetahuan sebagai sarana untuk
memuaskan perilaku rasa ingin tahu manusia yang pada prinspnya memang
diciptakan untuk menjadi kreator oleh sang kreator. Rasa keingintahuan yang
alamiah membuat manusia berkreasi dengan berbagai cara dan pengetahuan.
Terakhir, (10) sensitivitas estetik
yang dalam praktik ras manusia sehari-hari dapat terlihat melalui perhatian
terhadap keindahan. Manusia bergerak oleh karena pengalaman yang indah juga
dari keindahan yang dihasilkan. berkreasi dan merespons keindahan adalah bagian
dari diri manusia.
Kesepuluh
topik di atas menunjukkan beberapa cara bahwa manusia itu unik adanya sehingga
bila dikatakan musik memiliki peran signifikan dalam hidup manusia sebenarnya
merupakan suatu hal yang sangat jelas. Musik bukan masalah hal yang terpisah,
sepele, isu sampingan dari manusia tetapi lebih dari itu, musikalitas adalah inti dari apa yang diartikan sebagai “menjadi”
manusia. Seperti yang dikatakan Thomas (1979) di bawah ini:
“Saya sangat percaya bahwa spesies kita sudah tidak sabar dengan
perubahan yang sedemikian cepat dan menjadikan manusia sebagai bagian berguna
dari alam. Semua itu dikarenakan kita adalah spesies yang mengagumkan dan telah
berhasil mewujudkan hidup dengan sangat baik. Kita memiliki bahasa serta mampu
membangun metafor secara terampil dan presisi. Kita memiliki kasih sayang. Kita
juga memiliki keturunan yang berguna, dan kegunaan merupakan hal yang sangat
dekat dengan “tujuan umum” semua kehidupan. Dan akhirnya, mungkin yang terbaik
dari semua itu adalah kita memiliki musik. Semua spesies memiliki kemampuan
untuk memproduksinya mulai sejak awal masa kanak-kanak bahkan kebanyakan dengan
segera setelah lahir ke dunia sebagai bagian dari evolusi yang standar.....”
No comments:
Post a Comment