Breaking News

Sunday 10 April 2016

Musikalitas (warisan atau peninggalan)

Salam…

Musikalitas (warisan atau peninggalan)
Semoga pembaca berada pada keadaan yang sangat menggembirakan, pada kali ini saya akan menulis sedikit tentang musik yang saya kutip dari penulis Djohan dalam bukunya yang berjudul Psikologi Musik cetakan #3.

Musikalitas (warisan atau peninggalan)

                Bila benar musikalitas didasari oleh evolusi, maka terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi secara genetis. Banyak diskusi mengindikasikan bahwa manusia tidak dikuasai oleh insting maka jelas bahwa ada aspek tertentu yang tidak dikendalikan oleh genetika. Namun tidak melalui pembelajaran.

                Kontroversi mengenai musikalitas adalah warisan atau diperoleh dari belajar dalam waktu yang sangat lama. Menurut Seashore (1938).

                “berdasarkan pengalaman kami melakukan pengukuran terhadap kompetensi sensori, ditemukan bahwa kapabilitas dari rasa pitch, waktu tempo, kekerasan suara dinamika, dan timbre adalah sangat mendasar. Dalam artian semua itu hadir sebagai bawaan sejak lahir dan berfungsi sejak awal masa kanak-kanak.”

                Pandangan yang bertolak belakang dari Lundin (1967) mengatakan, walau beberapa faktor biolgis tertentu merupakan warisan tetapi “perilaki musikal diperoleh dari proses panjang interaksi seseorang dengan stimuli musik”.

                Berikut akan dipaparkan beberapa data yang mendukung masing-masing pandangan diatas.
                Beberapa peneliti mengemukakan teori tentang kemampuan musikal sebagai warisan (Rowley, 1988; Shuter-Dyson dan Gabriel 1981) sementara yang lain berupaya memberikan data pendukung. Sehingga diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1.       Kajian genealogis mengenai latar belakang keluarga seorang musisi menunjukkan bahwa semakin tinggi perilaku musikal yang ditunjukkan orang tuanya, maka semakin besar pula musikalitas si anak.

2.       Kajian korelasional menunjukkan data dengan tingkat korelasi yang tinggi antara skor tes orang tua (Seashore Measure Musical Talents) dan anaknya. Diperoleh koefisien korelasi dibawah 0,50.

3.       Penelitian terhadap anak kembar faternal dan identik menunjukkan korelasi yang tinggi antar pasangan tetapi secara umum masih berupa data awal.

4.       Hubungan antara struktur anatomi otak dan kemampuan musikal juga telah menjadi bagian dari hipotesis (Schlang etal., 1995).

Beberapa peneliti menggunakan prinsip genetika Mendelian untuk menyelidiki berbagai latar belakang keluarga musikal.

Hasilnya tidak terlalu meyakinkan dan sangat terbuka untuk interpretasi subjektif. Penyelidikan secara seksama melalui dasar-dasar warisan genetika sebenarnya diharapkan dapat lebih memperjelas hasil yang telah dicapai.

Setiap manusia normal memiliki 46 kromosom yang terdiri dari 23 pasang. Informasi yang menentukan ada tidaknya ciri khusus pada masing-masing orang dikodifikasikan ke dalam 3 juta gen (plasma pembawa sifat) yang seluruhnya didistribusikan oleh 23 pasang kromosom (Bodmer dan MicKie, 1994).

Petunjuk genetis berada pada persenyawaan kimia yang disebut deoxribo nucleic acid (DNA) yang “dibaca” oleh kurir ribo nucleic acid (RNA).

Pengaruh genetis terhadap semua bawaan dapat ditentukan oleh kandungan kimiawi khusus dari gen pasangan berupa interaksi beberapa pasang gen sesuai.

Informasi terbatas mengenai faktor gen ini langsung terlihat betapa kompleksnya pertanyaan mengenai warisan musikalitas.

Proyek Human Genome yang dimulai 1970-an bertujuan untuk memetakan komposisi molekul gen manusia. Para ilmuan telah melakukan langkah maju didalam ilmu genetika, beberapa perilaku atau sifat manusia telah ditelusuri sebagai pasangan gen yang khusus.

Hingga pasangan gen khusus kemudian dapat dihubungkan dengan ciri perilaku yang khusus pula. Tetapi semua jawaban atas pertanyaan di atas kian menjadi spekulatif.

Ada yang mengatakan bahwa data yang diperoleh dari penelitian terdahulu dapat digunakan untuk mendukung faktor lingkungan sebagai bagian dari warisan.

Apakah benar bila tempat tumbuh kembangnya seseorang juga akan mempengaruhi perkembangan genetikanya? Beberapa konklusi di bawah diperoleh dari dukungan terhadap atribut musikal.

1.       Beberapa peneliti berupaya menetapkan tingkat hubungan antara rumah dan lingkungan sosial dengan atribut musikal sementara hasilnya masih belum pasti bahkan tidak dapat disimpulkan untuk sebuah konklusi yang secara positif mendukung pengaruh lingkungan.
2.       Dukungan kuat pada faktor lingkungan sebenarnya juga merupakan hasil sintesis dari efek latihan pada beberapa atribut musikal. Juga ada beberapa pembuktian yang mendukung hipotesis bahwa kemampuan membedakan pitch atau absolut pitch dapat ditingkatkan melalui latihan.
3.       Ratusan guru musik formal dan informal yang percaya bahwa sebuah keterampilan musik berkembang karena latihan. Untungnya semua ini memiliki data pendukung.

4.       Kesimpulan yang kurang memuaskan adalah hasil kajian mengenai efek pelatihan dari skor tes musik. Secara umum hasil skor tes dari kajian-kajian ini mengindikasikan efek minimal dari pelatihan (Tarrell, 1965). Salah satu alasan gagalnya asumsi pelatihan lebih disebabkan oleh waktu dan administratur tes. Kebanyakan orang akan melihat bahwa manfaat yang dapat diperoleh dari hasil latihan adalah yang lebih dari setahun dibandingkan yang hanya beberapa bulan. Efek pelatihan akan berbeda dalam hasil tes kecerdasan dan tes kesuksesan.
Read more ...

Friday 8 April 2016

Install ulang pada Hard Disk yang sudah di format (windows)

salam...

Pada postingan kali ini saya akan berbagi pemecahan masalah mengenai hal install ulang windows yang khususnya bermasalah dengan pembagian partisi.

Permasalahan bermula ketika saya hendak merubah sisetm operasi windows 8.1 ke windows 10 enterprise. sebab saya melakukan install ulang adalah karena melihat partisi hardisk yang memang acak-acakan. rencana nya saya akan install 100 GB untuk sistem operasi dan sisanya untuk data.

namun ketika saya hendak menginstall terdapat permasalahan Hard Disk yang terpasang tidak terbaca oleh windows installer nya. (panic mode ON)

pas saya lihat di error details nya ternyata format Hard Disk yang saya gunakan bertipe GPT (Guide Partition Table). sedangkan yang dibutuhkan oleh windows adalah Hard Disk bertipe MBR.

awalnya saya bingung bagaimana caranya untuk menginstall ulang atau merubah format Hard Disk, soalnya Drive system (C) nya sudah saya format terlebih dahulu.

mau balik lagi ke windows 8.1 juga sudah tidak bisa, karena system nya sudah dihapus. akhirnya saya diberitahu oleh teman sekelas bahwa merubah format Hard Disk juga bisa diakukan walaupun tanpa Sistem Operasi yang terpasang pada mesin kita.

caranya jika kita memakai windows... cukup buat bootable OS dengan menggunakan aplikasi bootable seperti rufus atau semacamnya.

lalu kita masuk ke mode installer sistem operasi, namun jangan dulu di klik Install Now. pilih repair terlebih dahulu.

sebelum melakukan formatting hard disk sangat disarankan untuk melakukan back up data ke media penyimpanan seperti hard disk external, atau bisa juga flash disk tapi kebayang jumlah nya.. hihi

lalu kita pilih troubleshoot menggunakan command prompt.

1. pilih command prompt lalu ketik "diskpart" lalu tekan ENTER
2. selanjutnya ketik "list disk" maka akan tampil jumlah partisi yang terpasang pada mesin anda.
3. sebagai contoh saya merubah partisi Hard Disk di Disk 0 maka kita tinggal ketik "select disk 0", tekan ENTER lagi.
4. lalu ketik "clean" untuk format disk yang dipilih barusan.
5. selanjutnya adalah langkah final, ketik "convert mbr" jika ingin merubah format ke mbr, atau "convert gpt" jika ingin merubah nya ke bentuk gpt.

setelah itu maka hard disk anda akan terbaca oleh windows installer nya.

sekali lagi saya menyarankan agar melakukan back up data terlebih dahulu sebelum melakukan formatting hard disk. kalau saya sebelum nya sudah back up semua data-data penting saya melalui google drive. jadi aman deh meskipun laptop saya terkena halilintar juga. (huss... amit-amit-amit). terima kasih google. hihi

selamat mencoba...
Read more ...

Friday 1 April 2016

Organisasi Sosial

Salam…

Organisasi Sosial

Semoga pembaca berada pada keadaan yang sangat menggembirakan, pada kali ini saya akan menulis sedikit tentang musik yang saya kutip dari penulis Djohan dalam bukunya yang berjudul Psikologi Musik cetakan #3.

Organisasi Sosial

                Sarana keempat sebagai kemungkinan perolehan manfaat bagi kehidupan yang diberikan oleh perilaku musikal adalah melalui organisasi sosial; (Stiller, 1987). Bagi masyarakat prasejarah, adalah penting membentuk kerja sama untuk kebutuhan berburu, pertemuan, perlindungan (dari hewan dan musuh) dan kreasi keluarga; jaringan kerja sosial perlu bagi kehidupan manusia. Musik memberikan dua manfaat yang terkait langsung dengan organisasi sosial karena (1) musik memiliki kualifikasi untuk menyatukan energi dalam masyarakat, dan (2) sebagai sumber keistimewaan yang penting.
                Bila mencermati organisasi suku prasejarah dalam kaitannya untuk memperluas keanggotaan suku, setiap anggota menjalankan tugas masing-masing sambil memperluas harkat kehidupan. Ketika kelompok yang sudah tersebar kemudian mengindikasikan sesuatu yang berbahaya, maka anggota kelompok lainnya juga akan mengalami dampaknya. Karena perilaku mempromosikan identitas kelompok akan memiliki nilai yang berharga sekali. Untuk itu mereka harus memiliki satu kesatuan perasaan dengan ide, sasaran, visi, mimpi, dan kepercayaan umum yang telah disepakati. Apalagi cara terbaik untuk saling berbagi diantara anggota dan kelompok selain melalui musik dan tarian?
                Setiap anggota suku memiliki rasa kebersamaan yang terikat melalui kepercayaan relijiusa dan hal ini kerap diekspresikan melalui musik. Misalnya anggota suku suatu kelompok harus berkumpul dan siap untuk berperang melawan kelompok suku lain. Musik memberikan semangat keberanian untuk menuju medan perang dan memberi kenyamanan bagi yang ditinnggalkan. Banyak aktivitas dalam komunitas antarsuku membutuhkan koordinasi tenaga kerja. Di sini, musik tidak hanya menyediakan gerakan serempak melalui tarian tetapi juga untuk melegakan kejenuhan. Ini hanya beberapa cara ketika musik dapat menjadi sebuah kekuatan komunitas.
                Memori juga penting dalam kehidupan sosial masyarakat. Bukan hanya memori teknologi alamiah yang penting seperti, kapan saat yang tepat untuk mulai menanam? Dimana temap terbaik untuk menemukan permainan? Seberapa baik untuk mulai membakar? Tetapi juga yang membuat suku masyarakat menjadi unik. Siapa kita? Dari mana asal-usul kita? Apa yang membuat kita lebih baik dari musuh yang tinggal di seberang sungai? Musik adalah alat bantu paling efektif; memungkinkan masyarakat buta huruf mendapatkan informasi, ketika perasaan dapat mengikuti kenyataan. Puisi, lagu dan tarian adalah kendaraan terutama untuk mentransmisikan peninggalan yang bermakna.
                Proses evolusi telah menyediakan kapasitas untuk responsif terhadap musik pada manusia. Bebreapa atribut yang diperlukan bagi perilaku musikal perlu dikembangkan melalui pengalaman dari interaksi dan adaptasi terhadap lingkungan ritmis. Perasaan kita ketika mendengar musik terkait dengan kemahiran yang diartikan sebagai kesepakatan dengan kejadian dan waktu. Lebih khusus lagi, musik menyediakan manfaat untuk mengukuhkan pertalian ibu-bayi, melalui dukungan atas kemahiran bahasa, menyediakan cara memahami yang unik, dan memainkan peran penting dalam organisasi sosial.
                Ide yang sedemikian luas dan penting seolah menjadikan musik sebagai suatu hal penting diantara seluruh skema perkembangan manusia. Yang perlu disadari adalah bila ditegaskan bahwa msuik merupakan atribut terpenting yang perlu untuk kehidupan, maka penegasan itu mustahil. Tetapi bila ide sebaliknya mengatakan bahwa musik tidak penting juga menyesatkan. Mengenai saluran ekspresi artistik pada sejumlah manusia 30-35.000 tahun lalu, Pfeiffer mengatakan: “ini merupakan aktivitas yang menggambarkan bagaimana prinsip dasar kehidupan spesies manusia melalui reproduksi, mencari makan, atau menangkap pemangsa di teluk” (1980).

                Peasn yang ingin disampaikan adalah musik bermanfaat, tetapi kalau tidak musikal, itu lebih disebabkan oleh kebiasaan khusus dan bukan merupakan perilaku alamiah. Manusia dikatakan musikal karena musik sama seperti bahasa dan bentuk inteligensi lain yang kita miliki, bermain (dan terus bermain) memiliki peran penting dalam mempertajam humanitas. Bila musik adalah sistem terpadu yang esensial, maka tentu akan sangat penting bagi kita untuk ikut serta dalam perilaku musikal. Musisi (pemain, pendidik, terapis dan lain-lain) paham bahwa musik itu penting melalui pengalaman dan keterlibatan secara langsung; dan saat ini ditambah dengan dukungan dari berbagai perkembangan teori musik yang tidak lagi evolutif.
Read more ...
Designed By Published.. Blogger Templates